D. MENJAGA
DIRI SENDIRI
Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# «!$# Oó¡Î0
úïÏ%©!$#ur #sÎ) (#qè=yèsù ºpt±Ås»sù ÷rr& (#þqßJn=sß öNæh|¡àÿRr& (#rãx.s ©!$# (#rãxÿøótGó$$sù öNÎgÎ/qçRäÏ9 `tBur ãÏÿøót UqçR%!$# wÎ) ª!$# öNs9ur (#rÅÇã 4n?tã $tB (#qè=yèsù öNèdur cqßJn=ôèt ÇÊÌÎÈ
“Dan orang-orang
pabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya dirinya sendiri, mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampun atas perbuatannya, dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa-dosa kita selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali ‘Imran : 135)
Kita dilahirkan kedunia ini adalah sebuah anugrah dan
kehidupan yang kita jalani adalah sebuah musibah atau cobaan, Tetapi dari sisi
mana kita akan menjalaninya karena sebaik-baiknya musibah adalah musibah yang
kita bisa belajar menjalaninya untuk kematangan diri dan perbaikan serta
menjaga diri sendiri dari keinginan hawa nafsu. Karena ta’ kala kita tahu kebenaran
maka sebelum nya kita harus tahu kesalahannya. Allah berfirman :
“Jagalah anak dan istri mu dari siksa api neraka”.
Hal ini mutlak bahwa kebencian,
kesyirikan, kecemburuan adalah hal yang sangat dekat dengan siksa api neraka,
Karena pabila hati ini sudah menaruh kebencian, syirik dan cemburu, kepada
seseorang, hgal ini susah untuk memperbaikinya, di saat orang yang kita benci akan
menolong kita sekalipun’ akan terasa salah oleh kita apa lagi orang tersebut
berbuat salah, maka dari itu jagalah hati ini dari rasa benci syirik dan cemburu.
Biasakan diri kita untuk memaafkan orang lain , karena kalau kebencian
di jadikan kebiasaan akan menjadi duri dari kesalahan kita, maafkan mereka
sebelum mereka meminta maaf kepada kita, itu yang lebih baik. Bukan hak kita
untuk membenci orang lain, Allah lah yang berhak. Bencilah karakternya jangan
kita membenci orangnya, karena itu akan membuat orang sakit hati.
Menghargai kepada yang lebih tua, menghormati kepada sesama dan di yang
lebih muda di bawah kita, itu hal yang lebih baik, untuk menambah dan menumbuhkan kasih sayang kepada sesama.
Percayakah kita, apa yang akan kita alami dimasa depan itu adalah
jawaban, dan pabila hari ini kita mempersiapkan dan meyelesaikan pertanyan
Allah dengan sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya, maka pastinya kita tahu
jawaban di masa yang akan dating.
Orang tidak akan pernah mengerti apa yang kita inginkan, Hanya orang
yang sering mengkaji dan bersabar kepada dirinya yang bisa mengerti apa yang di
inginkannya, karena kajian dari perjalanan hidupnya. takala keinginan kita
harus dipenuhi orang lain tetapi kita lupa, pada saat orang meminta
keinginannya, kita lupa untuk membalasnya. Karena yang sedang kita inginkan
belum cukup. Kita sadar akan hal itu betapa ego dan jahatnya diri kita.
Sudahkah kita memikirkan kejadian ini.?
Hal yang paling penting dalam hidup kita adalah, jangan pernah merugikan
dan membuat rugi orang lain, memaafkan diri kita dan meminta maaf kepada orang
lain adalah hal yang paling bijiksanan. Dan cobalah untuk memaafkan orang lain
dalam hal apapun dengan hati Ikhlas.
Karena Nabipun mencontohkan demikian dalam Alqur’an.
Ada kalanya kita tidak sadar pada waktu badan ini sehat, kita tidak
pernah merasakan syukur atas sehatnya badan ini. Tetapi pada saat kita
merasakan sakit, baru akan terasa betapa nikmatnya pada saat badan ini sehat.
Hal ini menjadi tolak ukur kita bahwa banyak sekali hal yang sering kita lupa,
karena gemerlapnya Dunia dan
bergelimpangan harta.
Sahabatku! Coba kita renungkan bahwa hidup ini adalah karunia yang harus kita kaji dan syukuri. Salah rasanya
pabila kita membohongi diri sendiri dengan kekayaan dan kesenangan serta
kesombongan. Baik dan buruk adalah karunianya, musibah dan anugrah adalah ujiannya, enak dan tidak enak adalah cobaannya.
Jadi mana yang akan kita pilih, renungkan hal ini dengan ikhlas dan sabar yang kita miliki.
Banyak faktor yang perlu kita kaji di dalam diri kita terutama ucapan , tingkah
laku dan perbuatan. Hal ini menjadi penting karena apa yang di contohkan Rossul
menjadi tolak ukur kajian kita. Di saat Ucapan ini tidak pernah berbohong
kepada sesama, pada saat tingkah laku kita tidak pernah menyalahkan orang lain,
dan pada saat perbuatan kita tidak pernah merugikan orang lain, apa yang harus
kita kaji dari tulisan ini, perlukah
kita mengkajinya? Kajilah oleh diri kita sendiri, karena segalanya hal ini
perlu direnungkan bukan hanya di baca dan di ucapkan.
Saat ini begitu banyak orang yang merasa kenal dengan dirinya, padahal
pada saat kita Tanya dan di suruh mengkaji, ternyata mereka tidak pernah
mengerti dan mengenal dirinya. Hal ini menjadi mutlak bahwa pengenalan diri ini
harus semenjak dini dan kondisinya harus dalam posisi terhimpit dan terjepit.
Karena sangatlah tidak mungkin dalam
hidup berkecukupan kita akan mengenal diri kita, padahal apa yang tidak bisa
kita beli dari berkecukupan kita, apapun mampu? Tapi pada saat posisi kita
terhimpit ekonomi apa yang akan kita inginkan itu semua hanya angan-angan dan
semua butuh kesabaran. Intinya sabar itu terletak di dalam diri kita pada saat
kita kekurangan, tetapi pada saat berkecukupan kita lupa untuk bersabar.
Kiranya dalam posisi ekonomi seperti ini
kita hendaklah bertanya supaya tidak salah arah, arahkan diri ini kepada
hati kejujuran karena ini jalan yang terbaik. Kondisikan diri kita! kenapa
dihari ini banyak yang harus kita pertanggung jawabkan dari kesalahan-kesalahan
masa lalu. Ingatlah Raga, jasad dan badan yang sering kita pakai untuk kepuasan
hawa nafsu. Dan ingatlah bahwa hati kejujuran sering kita abaikan.
Jadikan contoh kejadian di depan mata kita terutama kejadian orang tua
kita, sodara-sodara kita dan teman-teman kita, menjadi pelajaran yang sangat
nyata. Perbaiki kejadian masa lalu kita dan masa lalu orang tua kita menjadi
kebenaran dan keteladanan hidup di hari ini, dan jangan pernah kita mengulangi
kejadian itu, karena kapan kita akan lulus dari ujian hidup dan kesempurnaan
diri ini, apabila kejadiandi masa lalu itu kita lakukan dan di ulangi di hari
ini.
Jadikan keinginan diri berbagi kebaikan menjadi motifasi untuk menuju
keberhasilan. Tidak hanya harta kita perlu berbagi’ tetapi keinginan untuk memperbaiki diri itu
yang lebih penting. Perubahan bukanlah cita-cita, perubahan adalah kepastian
yang harus dilakukan dengan proses cobaan dan ujian. Maka jadikan perubahan
diri menjadi bagian hidup untuk menjaga diri kita dan keluarga dari sifat-sifat
yang akan membuat Allah murka kepada kehidupan kita. Kebencian, kecemburuan,
syirik, angkuh dan kesombongan adalah modal untuk menjadi kajian diri, untuk
menjaga diri sendiri dari kesalahan hidup, bagi perubahan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar