A.
MENCARI ASET DALAM DIRI
Kehidupan di dalam diri kita atau manusia di muka bumi
ini adalah sebuah Penomena yang sangat uniq dan sangat menarik, apabila kita sadari banyak
yang harus kita pelajari dari kehidupan diri , salah satunya adalah mengkaji
tentang “Aset Dalam Diri”, banyak yang harus kita gali dari kemampuan diri
sendiri. Jarang kebanyakan orang yang bisa memaknai aset dirinya,’ Karena, mereka terbuai oleh kenikmatan duaniawi dan terlena
akan kehilafan atas dirinya sendiri.
Misalkan sebuah contoh hidup dan pandangan pada saat diri kita mencari
sebuah arti kehidupan atau aset dalam diri, dan lalu bekerja atau berwira usaha
untuk mencukupi , dan membiayai hidup keluarganya,
apakah itu sebuah jawaban untuk mencari
aset dalam diri? Atau kah itu adalah sebuah awal pembelajaran diri kita untuk menemukan
aset dalam diri (jati diri) , Ataukah
bisa merupakan kesombongan diri dari keberhasilan diri. Allah telah menciptakan
kita dan memberikan kepada kita sebuah kesempurnaan yang tidak dimiliki
oleh ciptaannya yang lain, perlu kita
sadari’ bahwa diri kita adalah sebuah modal
dasar keberhasilan hidup untuk menemukan
aset dalam diri (jati diri).
Cerminan kita sebagai manusia sempurna jarang sesekali
memanfa’atkan kekurangan diri sebagai aset dalam diri, ataupun memahami kelebihan diri sebagai
kekurangan diri, dan mungkin saja bercermin dan mengkaji dari lingkungan dan alam sekitar kita,
karena dengan belajar dari kekurangan ataupun kelebihan diri dan kajian alam
atau lingkungan sekitar kita, banyak sekali contoh yang baik ataupun buruk
untuk menjadi cerminan pembelajaran diri
kita, dan samakali manusia sekarang ini
ingin menjalani hidup langsung merasakan sempurna dan berlebihan tanpa terlebih dulu mau berusaha dan merasakan
proses pengenalan diri kita kepada tuhan kita, lewat makna kehidupan dan atau
tidak mau merasakan kekurangan, tetapi! cara yang dilakukan oleh kita sebagai
manusia kadang hilap dan jauh sekali dengan apa yang Allah perlihatkan dalam
Al-qur’an ataupun sejarah-sejarah Nabiyullah’. Manusia di hari ini lebih banyak
mencari aset di luar dirinya sementara dirinya sendiri sering di abaikan. Sering
sekali diri kita sendiri lupa’ pada saat kita meminta permemohon Do’a dan ampunan
untuk dijauhkan dari malapetaka,
keburukan, kemiskinan serta kerugian, padahal semuah Do’a dan permohonan itu tanpa
kita sadari adalah Aset dalam diri (modal) kita, untuk
menemukan konsekwensi hidup mencapai kesempurnaan. coba kita bayangkan pada
saat asset atau modal (Potensi)
kekurangan diri di atas yang kita miliki, tidak mau diterima oleh diri kita
sendiri, apakah Allah akan sayang kepada
kita’? subhanalloh” betapa sombongnya
diri kita pabila tidak menyadari hal tersebut.
Hal yang paling berharga bagi kita sebagai insan yang sempurna di hari
ini adalah belajar kepada diri sendiri atas kekurangan,dan kelebihan diri (mengkaji
diri) dan mengkaji alam lingkungan sekitar kita. Cari aset diri ini melalui kekurangan
dari kelebihan diri dan apa saja yang
menurut hati nurani kita benar, karena Allah membisikan kebaikan lewat hati
yang jujur, dan tentunya melalui petunjuk dan ajaran Agama yang kita anut atau pandangan orang
tua kita dan guru-guru alim ulama kita, serta dari pengalaman yang telah
terjadi kepada diri kita, serta kaji apa yang ada di depan mata kita, karena
tanpa kita sadari itu adalah ilmu yang nyata, lalu simpulkan apakah itu untung
buat aset diri atau kah akan membuat aset diri kita merugi. Subhanallah.. segala puji bagi Allah.
Ada salah satu pandangan yang harus kita pahami, sesuatu yang inti dari diri kita yang sangat menarik adalah pada saat hidup
kita ini mempunyai dua wadah, satu yang baik dan satu yang buruk, menurut kita
apa yang akan kita pilih? atau pelihara? di antara dua wadah tersebut? pada saat kedua duanya beguna buat diri kita,
baik ataupun buruk , karena itulah aset
(modal) diri kita , yang baik gunakan sebagai tolak ukur mempersiapkan untuk
membangun masa depan keluarga atau hidup kita, yang buruk kita simpan dan
jangan kita buang karena suatu saat
pasti kita butuh akan pengalaman keburukan itu, karena itupun salah satu dari
aset dlam diri.
wur (#qãZÎgs? wur (#qçRtøtrB ãNçFRr&ur tböqn=ôãF{$# bÎ) OçGYä. tûüÏZÏB÷sB ÇÊÌÒÈ
“Janganlah kamu bersifat lemah,
dan jangan pula bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
di mata Allah, jika kamu beriman.” (QS.Ali-‘Imran:139)
Dari kajian keterangan di atas bahwa jelas orang-orang dalam kekurangan
dan kerugian dalam keadaan beriman sangatlah beruntung di mata Allah.
Ada sebuah pribahasa yang sering
sekali kita dengar dan sangat tidak asing di telinga kita yaitu
“ Tak kenal maka tak sayang”. Artinya
Jangan engkau bicara kenal pada saat engkau belum Pernah berkenalan dengan yang
Maha Menciptakan dan janganlah engkau berkata sayang pabila kita belum
memberikan kasih sayang Kepada diri sendiri. Karena bagaimana kita biasa dan
mampu memberikan kasih sayang kepada orang lain kepada diri sendiri saja kita
sudah tidak mampu untuk menyayangi diri!’.
Pribahasa di atas sangat dalam artinya untuk menemukan jawaban sebuah Aset
kehidupan diri. Apa yang akan terjadi pada diri
kita nanti di saat hari ini kita tidak pernah berbagi kasih sayang dan tidak
pernah kenal dengan diri kita? coba ayat di atas dan pribahasa tersebut kita
aplikasikan ke dalam kehidupan kita untuk digunakan mencari aset dalam diri.
Hidup merupakan arti dan itu adalah karunia, Allah SWT, telah memberikan
seluruh Garis besar contoh kehidupan yang baik dan yang buruk dalam kitabnya (Alqur’an) dan itu jawaban yang harus kita aplikasikan ke dalam kehidupan kita, untuk mencari aset dalam diri, tidak hanya
tulisan saja yang kita baca setiap hari tetapi lisan yang harus kita pahami dan artikan serta di pikirkan untuk
dilakukan.
Hidup mempunyai arti dan itupun kalaulah kita biasa memahami diri kita, dan
Allah akan selalu memberikan dua pilihan
di dalam kehidupan kita, di antaranya adalah nikmat dan tidak nikmat , ini
adalah pilihan yang kudua-duanya pasti di alami di dalam kehidupan kita, pada
saat kedua-duanya adalah sebuah cobaan dan harus diuji yang diberikan Allah kepada umatnya, nikmat ujian’ begitu pula
tidak nikmat, “ini yang kadang kita tidak biasa menerima”. Padahal kalau
seandainya kita boleh memilih pasti nikmat yang paling kita pilih, dan kalau
kita sadari dengan hati nurani bahwa terbuai dalam kenikmatan akan membuat kita
lupa akan aset diri’ dari kehidupan diri, dan akan menjadikan bom waktu untuk
menuju keadaan yang tidak nikmat , dan hal ini pasti akan di alami oleh diri kita. Dan tidak nikmat
adalah sebuah kunci jawaban untuk menuju kenikmatatan dan pasti kita akan
menemukan asset dalam diri dengan pembelajaran diri di dalamnya. Dan ini pun
pastilah kita akan mengalaminya pabila kita mau berpikir. Sadarkah kita dengan
jawaban ini ?
Coba kita renungkan bahwa
ternyata tanpa kita sadari banyak yang harus kita perbaiki di dalam diri kita sendiri, entah itu materi
atau pun kepuasan diri di luar materi, hal ini menimbulkan banyak pertanyaan
bahwa, hidup diri kita saja sebuah pertanyaan yang perlu kita jawab sendiri
melalui cobaan Allah untuk di uji, apakah kita lulus uji ataukah tidak?. Dan ujian itu hanya
semata-mata Allah, mengingatkan kita akan keimanan dan ketaqwaan kepada Penciptanya.
Dan salah satu jalannya adalah melalui kekurangan ini, kita di ingatkan Allah
atas kebesaran dan kuasanya.
Dan apakah jawaban atas ujian ini adalah sebuah balon gas’ yang harus
kita pecahkan tanpa menimbulkan suara! Dalam arti penderitaan kita biar kitalah
dengan Allah yang tahu’ tidak usah mengeluh kesana kemari, Karna orang lain
belum tentu mengerti apa yang kita alami, dan ataukah ujian ini adalah bom
waktu yang suatu saat tanpa kita sadari akan meledak dan merugikan banyak orang!.
Itulah kehidupan diri kita’ apabila kita tidak sadar kepada diri, maka kita
tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi apabila kita tidak pernah mengenal
diri kita.
Akan kah diri kita ini seperti yang kita harapkan! Ataukah tidak.? Diri kita
ini mempunyai sebuah arti dalam mencari aset diri untuk diri sendiri? Perlu kita renungkan bahwa kehidupan ini
merupakan anugrah yang terindah dari Sang Pencipta, dan mestinya kita harus nikmati
dan syukuri dengan sebesar-besarnya dan
dengan hati yang benar, sebenar-benarnya ikhlas.
Ada beberapa hal yang mestinya kita sadar bahwa manusia selalu dalam
keadaan merugi serta tiada daya dan upaya seperti apa yang telah allah
perlihakan dalam firmannya :
Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# «!$# Oó¡Î0
ÎóÇyèø9$#ur ÇÊÈ ¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 Aô£äz ÇËÈ wÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur Îö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ
“Demi masa! Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman, dan mengerjakan amal saleh selalu nasehat-menasehati supaya
mentaati kesabaran serta nasehat-menasehati
supaya menjalankan kesabaran dan selalu berpikir akan kebesaran Allah.” (QS; Al-Ashr:1-3).
Dari ayat di atas pabila kita
simpulkan jelas bahwa kita sering membuang-buang waktu untuk berleha-leha,
mengahabiskan masa kita untuk mencari kesenangan dunia dan tanpa
memikirkan kesusahan orang lain,
membiarkan sodara-sodara kita hidup dalam kesusahan dan tanpa kita mau berbagi
kesenangan, sementara kita hidup dalam berkecukupan dan jelas kita sering
sekali melupakannya, dalam kebiasaan untuk bersabar, selalu berbagi kesusahan
padahal kita hidup dalam kecukupan atau kemewahan. Inilah hal yang sering kita
lupakan padahal dengan berbagi kebaikan dalam kesabaran dan melakukan amal
soleh adalah modal utama untuk mencari asset diri.
Hal ini sudah diketahui dalam Al-qur’an
dan ini menjadi kenyataan adanya, tetapi ada hal yang perlu kita ketahui
supaya kita tidak merugi sebagai hamba yang beriman, dan kesimpulannya adalah “
mentaati kesabaran dan selalu menjalankannya dalam kondisi kesusahan dan
kerugian dan itupun kalaulah kita mau berpikir dalam kesabaran. Dan menjadi
jelas nyatanya pabila hati kejujuranlah yang menerima kondisi kenyataan ini dan
pastilah diri kita yang tahu dan mengetahui apa yang diri kita inginkan”!
Pabila kita nyatakan bahwa diri kita di antara kelemahan dan kelebihan adalah
aset untuk kemajuan kita, dan itu jarang orang menyadarinya. Dan boleh kita ketahui
bahwa kita manusia diberikan Akal sehat
dan kesempurnaan yang beda dari makhluk ciptaan yang lain, apakah kita sadar
hal itu?. Dan boleh kita ketahui bahwa Akal sehat dan kesempurnaan itu akan menjadi
kekurangan dan kelebihan kita dan itupun
kalau kita menyadarinya.! Manusia akan merugi pabila tidak berpikir, beriman dan
bertaqwa, hal ini sudah menjadi ketentuan bagi kita yang mempunyai dan
mempercayai agama dan keyakinan. Allah tidak akan memberikan beban yang lebih
kepada umatnya pabila umatnya tidak sanggup menanggungnya”
Karena
Allah tahu berapa besar beban yang diberikan kepada umatnya.
Subhanalloh sungguh Allah maha Mengerti akan ciptaannya.
Dan hal ini boleh kita buktikan dan nyatakan , bohong rasanya manusia
tidak bisa memikul beban hidup ini, yang ada justru kita tidak bisa menerima
kekurangan diri, padahal itu adalah aset dalam diri kita, sombong rasanya dan sangat
rugi sekali pabila kita tidak mau menerima kekurangan diri kita.
Allah menciptaan Manusia sudah dengan rencana yang sangat sempurna walaupun
kita menganggap perjalanan hidup kita selalu merugi ataupun serba kekurangan dan
hal ini janganlah kita meragukanNYA, maka hendaknya kita ingat akan ayat di
bawah ini.
yÇÎÈ ÚúüÏètGó¡nS $Î)ur ç7÷ètR $Î)
“Hanya kepadanyalah kita menyembah dan hanya
kepadanyalah kita meminta ampunan dan pertolongan” (QS.Al-Faatihah:5).
........Sudahkah
kita sadar kepada ayat ini..?
Harusnya kita renungkan bahwa Allah itu sangat benar dan sangat yakin memberikan
kasihnya dan sayangnya, dan itu jangan kita ragukan dalam ucapan,
perbuatan dan tingkah laku kita. Karena
itu adalah salah satu aset dalam diri. Harus kita pahami tiga hal di atas tadi harus menjadi kesatuan
dan menjadi satu jalan untuk menemukan jawaban yang sama, “Comitment kepada diri sendiri”. Inilah yang di contohkan para nabiyullah
dan rossulullah kepada keturunannya, sudahkah kita memikirkannya.?
Dan perlu kita pahami Allah sangat lah Maha dari segala Maha dan kita
perlu itu untuk mencari aset dalam diri guna kehidupan kita.
Sayangi dan ingatlah kepada diri kita atas aset dalam diri, apalagi
kepada penciptanya dan itu harus di tandai oleh sikap , perbuatan dan prilaku kita
yang harus seiman dan sepaham dengan keiginan Allah. Maka :
“jadilah jawaban
jangan menjadi pertanyaan, jawablah keinginan diri oleh dirimu sendiri, dan jangan
bertanya terus menerus karena yang mengeti dirimu adalah dirimu sendiri. Hiduplah
ditempat yang gelap karena kamu adalah terang”, Jadilah penerang di sekitar
keluargamu atau teman-taman mu karena dirimu sangat berguna bagimu “sampaikan
walaupun satu ayat, itu yang Rossuullah contohkan kepada kita selaku umatnya.
Kajian tersebut jelas artinya untuk memotifasi
diri menjadi mandiri dan percaya
kepada diri sendiri, untuk mencari aset dalam diri. Sadarilah wahai sodaraku atas diri ini.!
Janganlah kita mencoba untuk melakukan syirik kepada Allah atas ketidak
percayaan diri kita kepada diri sendiri. Hati-hati Setan mudah sekali
memperdaya manusia dengan berbagai harapan-harapan yang manis yang datangnya
bisa dari penghayalan diri ataupun cerita yang belum pasti.
Sodaraku..! dari kajian aset
dalam diri apabila kita simpulkan bahwa kekurangan, kelebihan, kerugian,
kenikmatan, adalah aset diri kita, dan jangan lah kita menolaknya apabila
kekurangan dan kerugian itu menjadi proses kehidupan diri, sadarilah akan aset
diri dari kekurangan dan kelebihan diri, mintalah ampunan atas diri kita akan
hal yang selalu kita tolak yaitu
kekurangan dan kerugian, padahal kalau kita
mau merenung itulah salah satu aset diri yang kita miliki. Kenapa kita
menolak pada saat Allah memberikan kekurangan pada diri kita, hal ini yang
harus kita pikirkan untuk mencari aset dalam diri. Kiranya kita bisa mengerti
diri kita pasti Allah akan mengerti kepada kita, kiranya kita ingat kepada diri,
Allah pasti ingat kepada kita, Sayangi diri kita, Allah pasti sayang kepada
kita. Cari ridho allah lewat berbagi kebaikan untuk mencari aset dalam diri, atau
jadikanlah do’a orang tua kita sebagai
kunci jawaban mencari ridho allah dan
mencari aset dalam diri. Karena pada
kenyataannya banyak sekali yang melupakan kejadian itu, membohongi dirinya lalu
bertanya kepada orang yang katanya lebih tahu dari pada dirinya, padahal tanpa
kita sadari kita sudah membohongi dan mengihianati diri, Amin semoga
terpikirkan.
wur (#qÝ¡Î6ù=s? Yysø9$# È@ÏÜ»t7ø9$$Î/ (#qãKçGõ3s?ur ¨,ysø9$# öNçFRr&ur tbqçHs>÷ès?
“Janganlah kamu campur adukan yang hak dan yang bathil
dan janglah kamu sembunyikan yang hak itu,(43) padahal kamu sudah mengetahuinya.” (QS-Al-baqorah 42)
(43). Diantara mereka
yang di sembunyikan adalah: Allah akan mengutus seorang nabi dari keturunan
ismail dan akan merubah menjadi jaman keemasan.
setuju.......................
BalasHapus