Cari Blog Ini

Lencana Facebook

Senin, Maret 12, 2012

MENCARI ASET DALAM DIRI


A.   MENCARI ASET DALAM DIRI


Kehidupan di dalam diri kita atau manusia di muka bumi ini adalah sebuah Penomena yang sangat uniq dan  sangat menarik, apabila kita sadari banyak yang harus kita pelajari dari kehidupan diri , salah satunya adalah mengkaji tentang “Aset Dalam Diri”, banyak yang harus kita gali dari kemampuan diri sendiri. Jarang kebanyakan orang yang bisa memaknai aset dirinya,’ Karena,  mereka terbuai oleh kenikmatan duaniawi dan terlena akan kehilafan atas dirinya sendiri.  Misalkan sebuah contoh hidup dan pandangan pada saat diri kita mencari sebuah arti kehidupan atau aset dalam diri, dan lalu bekerja atau berwira usaha untuk mencukupi  , dan membiayai hidup keluarganya,  apakah itu sebuah jawaban untuk mencari aset dalam diri? Atau kah itu adalah sebuah awal pembelajaran diri kita untuk menemukan aset  dalam diri (jati diri) , Ataukah bisa merupakan kesombongan diri dari keberhasilan diri. Allah telah menciptakan kita dan memberikan kepada kita sebuah kesempurnaan yang tidak dimiliki oleh  ciptaannya yang lain, perlu kita sadari’ bahwa diri kita adalah sebuah modal dasar keberhasilan hidup untuk menemukan  aset dalam diri (jati diri).

Cerminan kita sebagai manusia sempurna jarang sesekali memanfa’atkan kekurangan diri sebagai aset dalam diri,  ataupun memahami kelebihan diri sebagai kekurangan diri, dan mungkin saja bercermin dan  mengkaji dari lingkungan dan alam sekitar kita, karena dengan belajar dari kekurangan ataupun kelebihan diri dan kajian alam atau lingkungan sekitar kita, banyak sekali contoh yang baik ataupun buruk untuk menjadi cerminan pembelajaran  diri kita,  dan samakali manusia sekarang ini ingin menjalani hidup langsung merasakan sempurna dan berlebihan  tanpa terlebih dulu mau berusaha dan merasakan proses pengenalan diri kita kepada tuhan kita, lewat makna kehidupan dan atau tidak mau merasakan kekurangan, tetapi! cara yang dilakukan oleh kita sebagai manusia kadang hilap dan jauh sekali dengan apa yang Allah perlihatkan dalam Al-qur’an ataupun sejarah-sejarah Nabiyullah’. Manusia di hari ini lebih banyak mencari aset di luar dirinya sementara dirinya sendiri sering di abaikan. Sering sekali  diri kita sendiri lupa’  pada saat kita meminta permemohon Do’a dan ampunan untuk  dijauhkan dari malapetaka, keburukan, kemiskinan serta kerugian, padahal semuah Do’a dan permohonan itu tanpa kita  sadari  adalah Aset dalam diri (modal) kita, untuk menemukan konsekwensi hidup mencapai kesempurnaan. coba kita bayangkan pada saat asset atau modal (Potensi) kekurangan diri di atas yang kita miliki, tidak mau diterima oleh diri kita sendiri, apakah Allah akan sayang kepada kita’? subhanalloh”  betapa sombongnya diri kita pabila tidak menyadari hal tersebut.

Hal yang paling berharga bagi kita sebagai insan yang sempurna di hari ini adalah belajar kepada diri sendiri atas kekurangan,dan kelebihan diri (mengkaji diri) dan mengkaji alam lingkungan sekitar kita. Cari aset diri ini melalui kekurangan dari kelebihan  diri dan apa saja yang menurut hati nurani kita benar, karena Allah membisikan kebaikan lewat hati yang jujur, dan tentunya melalui petunjuk dan  ajaran Agama yang kita anut atau pandangan orang tua kita dan guru-guru alim ulama kita, serta dari pengalaman yang telah terjadi kepada diri kita, serta kaji apa yang ada di depan mata kita, karena tanpa kita sadari itu adalah ilmu yang nyata, lalu simpulkan apakah itu untung buat aset diri atau kah akan membuat aset diri kita merugi. Subhanallah.. segala puji bagi Allah.

Ada salah satu pandangan yang harus kita pahami, sesuatu yang  inti dari diri kita  yang sangat menarik adalah pada saat hidup kita ini mempunyai dua wadah, satu yang baik dan satu yang buruk, menurut kita apa yang akan kita pilih? atau pelihara? di antara dua wadah tersebut?  pada saat kedua duanya beguna buat diri kita, baik ataupun buruk , karena itulah aset   (modal) diri kita , yang baik gunakan sebagai tolak ukur mempersiapkan untuk membangun masa depan keluarga atau hidup kita, yang buruk kita simpan dan jangan kita  buang karena suatu saat pasti kita butuh akan pengalaman keburukan itu, karena itupun salah satu dari aset dlam diri.

wur (#qãZÎgs? Ÿwur (#qçRtøtrB ãNçFRr&ur tböqn=ôãF{$# bÎ) OçGYä. tûüÏZÏB÷sB ÇÊÌÒÈ
“Janganlah kamu bersifat lemah, dan jangan pula bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi di mata Allah, jika kamu beriman.” (QS.Ali-‘Imran:139)

Dari kajian keterangan di atas bahwa jelas orang-orang dalam kekurangan dan kerugian dalam keadaan beriman sangatlah beruntung di mata Allah.

Ada sebuah pribahasa  yang sering sekali kita dengar dan sangat tidak asing di telinga  kita yaitu  “ Tak kenal maka tak sayang”. Artinya Jangan engkau bicara kenal pada saat engkau belum Pernah berkenalan dengan yang Maha Menciptakan dan janganlah engkau berkata sayang pabila kita belum memberikan kasih sayang Kepada diri sendiri. Karena bagaimana kita biasa dan mampu memberikan kasih sayang kepada orang lain kepada diri sendiri saja kita sudah tidak mampu untuk menyayangi diri!’.

Pribahasa di atas sangat dalam artinya untuk menemukan jawaban sebuah Aset kehidupan diri. Apa yang akan terjadi   pada   diri kita nanti di saat hari ini kita tidak pernah berbagi kasih sayang dan tidak pernah kenal dengan diri kita? coba ayat di atas dan pribahasa tersebut kita aplikasikan ke dalam kehidupan kita untuk digunakan mencari aset dalam diri.

Hidup merupakan arti dan itu adalah karunia, Allah SWT, telah memberikan seluruh  Garis  besar     contoh kehidupan  yang baik dan yang buruk dalam  kitabnya  (Alqur’an)  dan itu jawaban yang harus kita aplikasikan ke dalam kehidupan kita,  untuk mencari aset dalam diri, tidak hanya tulisan saja yang kita baca setiap hari tetapi lisan yang harus kita  pahami dan artikan serta di pikirkan untuk dilakukan.

Hidup mempunyai arti dan itupun kalaulah kita biasa memahami diri kita, dan Allah  akan selalu memberikan dua pilihan di dalam kehidupan kita, di antaranya adalah nikmat dan tidak nikmat , ini adalah pilihan yang kudua-duanya pasti di alami di dalam kehidupan kita, pada saat kedua-duanya adalah sebuah cobaan dan harus diuji yang diberikan Allah  kepada umatnya, nikmat ujian’ begitu pula tidak nikmat, “ini yang kadang kita tidak biasa menerima”. Padahal kalau seandainya kita boleh memilih pasti nikmat yang paling kita pilih, dan kalau kita sadari dengan hati nurani bahwa terbuai dalam kenikmatan akan membuat kita lupa akan aset diri’ dari kehidupan diri, dan akan menjadikan bom waktu untuk menuju keadaan yang tidak nikmat , dan hal ini pasti  akan di alami oleh diri kita. Dan tidak nikmat adalah sebuah kunci jawaban untuk menuju kenikmatatan dan pasti kita akan menemukan asset dalam diri dengan pembelajaran diri di dalamnya. Dan ini pun pastilah kita akan mengalaminya pabila kita mau berpikir. Sadarkah kita dengan jawaban ini ?
                                                                  
Coba kita renungkan  bahwa ternyata tanpa kita sadari banyak yang harus kita perbaiki  di dalam diri kita sendiri, entah itu materi atau pun kepuasan diri di luar materi, hal ini menimbulkan banyak pertanyaan bahwa, hidup diri kita saja sebuah pertanyaan yang perlu kita jawab sendiri melalui cobaan Allah untuk di uji, apakah kita lulus uji  ataukah tidak?. Dan ujian itu hanya semata-mata Allah, mengingatkan kita akan  keimanan dan ketaqwaan kepada Penciptanya. Dan  salah satu jalannya adalah  melalui kekurangan ini, kita di ingatkan Allah atas kebesaran dan kuasanya.

Dan apakah jawaban atas ujian ini adalah sebuah balon gas’ yang harus kita pecahkan tanpa menimbulkan suara! Dalam arti penderitaan kita biar kitalah dengan Allah yang tahu’ tidak usah mengeluh kesana kemari, Karna orang lain belum tentu mengerti apa yang kita alami, dan ataukah ujian ini adalah bom waktu yang suatu saat tanpa kita sadari akan meledak dan merugikan banyak orang!. Itulah kehidupan diri kita’ apabila kita tidak sadar kepada diri, maka kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi apabila kita tidak pernah mengenal diri kita.

Akan kah diri kita ini seperti yang kita harapkan! Ataukah tidak.? Diri kita ini mempunyai sebuah arti dalam mencari aset diri untuk diri sendiri?  Perlu kita renungkan bahwa kehidupan ini merupakan anugrah yang terindah dari Sang Pencipta, dan mestinya kita harus nikmati dan syukuri  dengan sebesar-besarnya dan dengan hati yang benar, sebenar-benarnya ikhlas.

Ada beberapa hal yang mestinya kita sadar bahwa manusia selalu dalam keadaan merugi serta tiada daya dan upaya seperti apa yang telah allah perlihakan dalam firmannya :

Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# «!$# Oó¡Î0

ÎŽóÇyèø9$#ur ÇÊÈ ¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 AŽô£äz ÇËÈ žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ

“Demi masa! Sesungguhnya manusia itu benar-benar  dalam keadaan kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, dan mengerjakan amal saleh selalu nasehat-menasehati supaya mentaati kesabaran  serta nasehat-menasehati supaya menjalankan kesabaran dan selalu  berpikir akan kebesaran Allah.” (QS; Al-Ashr:1-3).

Dari  ayat di atas pabila kita simpulkan jelas bahwa kita sering membuang-buang waktu untuk berleha-leha, mengahabiskan masa kita untuk mencari kesenangan dunia dan tanpa memikirkan  kesusahan orang lain, membiarkan sodara-sodara kita hidup dalam kesusahan dan tanpa kita mau berbagi kesenangan, sementara kita hidup dalam berkecukupan dan jelas kita sering sekali melupakannya, dalam kebiasaan untuk bersabar, selalu berbagi kesusahan padahal kita hidup dalam kecukupan atau kemewahan. Inilah hal yang sering kita lupakan padahal dengan berbagi kebaikan dalam kesabaran dan melakukan amal soleh adalah modal utama untuk mencari asset diri.

Hal ini sudah diketahui dalam Al-qur’an dan ini menjadi kenyataan adanya, tetapi ada hal yang perlu kita ketahui supaya kita tidak merugi sebagai hamba yang beriman, dan kesimpulannya adalah “ mentaati kesabaran dan selalu menjalankannya dalam kondisi kesusahan dan kerugian dan itupun kalaulah kita mau berpikir dalam kesabaran. Dan menjadi jelas nyatanya pabila hati kejujuranlah yang menerima kondisi kenyataan ini dan pastilah diri kita yang tahu dan  mengetahui apa yang diri kita inginkan”!

Pabila kita nyatakan bahwa diri kita di antara kelemahan dan kelebihan adalah aset untuk kemajuan kita, dan itu jarang orang menyadarinya. Dan boleh kita ketahui bahwa kita manusia diberikan  Akal sehat dan kesempurnaan yang beda dari makhluk ciptaan yang lain, apakah kita sadar hal itu?. Dan boleh kita ketahui bahwa Akal sehat dan kesempurnaan itu akan menjadi kekurangan dan kelebihan kita dan itupun  kalau kita menyadarinya.! Manusia  akan merugi pabila tidak berpikir, beriman dan bertaqwa, hal ini sudah menjadi ketentuan bagi kita yang mempunyai dan mempercayai agama dan keyakinan. Allah tidak akan memberikan beban yang lebih kepada umatnya pabila umatnya tidak sanggup menanggungnya”

Karena Allah tahu berapa besar beban yang diberikan kepada umatnya.  Subhanalloh sungguh Allah maha Mengerti akan ciptaannya.

Dan hal ini boleh kita buktikan dan nyatakan , bohong rasanya manusia tidak bisa memikul beban hidup ini, yang ada justru kita tidak bisa menerima kekurangan diri, padahal itu adalah aset dalam diri kita, sombong rasanya dan sangat rugi sekali pabila kita tidak mau menerima kekurangan diri kita.

Allah menciptaan Manusia sudah dengan rencana yang sangat sempurna walaupun kita menganggap perjalanan hidup kita selalu merugi ataupun serba kekurangan dan hal ini janganlah kita meragukanNYA, maka hendaknya kita ingat akan ayat di bawah ini.

yÇÎÈ ÚúüÏètGó¡nS   $­ƒÎ)ur  ç7÷ètR $­ƒÎ)
“Hanya kepadanyalah kita menyembah dan hanya kepadanyalah kita meminta ampunan dan pertolongan(QS.Al-Faatihah:5).
........Sudahkah kita sadar kepada ayat ini..?

Harusnya kita renungkan bahwa Allah itu sangat benar dan sangat yakin memberikan kasihnya dan sayangnya, dan itu jangan kita ragukan dalam  ucapan, perbuatan dan tingkah laku kita. Karena itu adalah salah satu aset dalam diri. Harus kita pahami  tiga hal di atas tadi harus menjadi kesatuan dan menjadi satu jalan untuk menemukan jawaban yang sama, “Comitment kepada diri sendiri”. Inilah yang di contohkan para nabiyullah dan rossulullah kepada keturunannya, sudahkah kita memikirkannya.?

Dan perlu kita pahami Allah sangat lah Maha dari segala Maha dan kita perlu itu untuk mencari aset dalam diri guna kehidupan kita.

Sayangi dan ingatlah kepada diri kita atas aset dalam diri, apalagi kepada penciptanya dan itu harus di tandai oleh sikap , perbuatan dan prilaku kita yang harus seiman dan sepaham dengan keiginan Allah. Maka :

jadilah jawaban jangan menjadi pertanyaan, jawablah keinginan diri oleh dirimu sendiri, dan jangan bertanya terus menerus karena yang mengeti dirimu adalah dirimu sendiri. Hiduplah ditempat yang gelap karena kamu adalah terang”, Jadilah penerang di sekitar keluargamu atau teman-taman mu karena dirimu sangat berguna bagimu “sampaikan walaupun satu ayat, itu yang Rossuullah  contohkan kepada kita selaku umatnya.

Kajian tersebut jelas artinya untuk memotifasi diri menjadi mandiri dan percaya kepada diri sendiri, untuk mencari aset dalam diri.  Sadarilah wahai sodaraku atas diri ini.! Janganlah kita mencoba untuk melakukan syirik kepada Allah atas ketidak percayaan diri kita kepada diri sendiri. Hati-hati Setan mudah sekali memperdaya manusia dengan berbagai harapan-harapan yang manis yang datangnya bisa dari penghayalan diri ataupun cerita yang belum pasti.

Sodaraku..! dari kajian aset dalam diri apabila kita simpulkan bahwa kekurangan, kelebihan, kerugian, kenikmatan, adalah aset diri kita, dan jangan lah kita menolaknya apabila kekurangan dan kerugian itu menjadi proses kehidupan diri, sadarilah akan aset diri dari kekurangan dan kelebihan diri, mintalah ampunan atas diri kita akan hal yang selalu kita  tolak yaitu kekurangan dan kerugian, padahal kalau kita  mau merenung itulah salah satu aset diri yang kita miliki. Kenapa kita menolak pada saat Allah memberikan kekurangan pada diri kita, hal ini yang harus kita pikirkan untuk mencari aset dalam diri. Kiranya kita bisa mengerti diri kita pasti Allah akan mengerti kepada kita, kiranya kita ingat kepada diri, Allah pasti ingat kepada kita, Sayangi diri kita, Allah pasti sayang kepada kita. Cari ridho allah lewat berbagi kebaikan untuk mencari aset dalam diri, atau jadikanlah do’a  orang tua kita sebagai kunci  jawaban mencari ridho allah dan mencari aset  dalam diri. Karena pada kenyataannya banyak sekali yang melupakan kejadian itu, membohongi dirinya lalu bertanya kepada orang yang katanya lebih tahu dari pada dirinya, padahal tanpa kita sadari kita sudah membohongi dan mengihianati diri, Amin semoga terpikirkan.





Ÿwur (#qÝ¡Î6ù=s?  Yysø9$# È@ÏÜ»t7ø9$$Î/ (#qãKçGõ3s?ur ¨,ysø9$# öNçFRr&ur tbqçHs>÷ès?

“Janganlah kamu campur adukan yang hak dan yang bathil dan janglah kamu sembunyikan yang hak itu,(43) padahal kamu sudah mengetahuinya.” (QS-Al-baqorah 42)















(43). Diantara mereka yang di sembunyikan adalah: Allah akan mengutus seorang nabi dari keturunan ismail dan akan merubah menjadi jaman keemasan.

1 komentar: