A. MENGENAL DIRI SENDIRI
Mengenal diri sendiri tidaklah sulit apabila kita mau berpikir dan
merenung,! bahwa diri kita adalah sebuah jawaban, maka siapakah pertanyaannya?
Pertanyaannya adalah hidup kita.? Dan keragu-raguan kita!. kepada pencipta alam semesta (Allah)? Karena banyak orang
tahu Tuhannya tetapi kita tidak mengetahui keberadaannya, banyak orang kenal
dengan Tuhannya tanpa pernah berkenalan dengan NYA, maka hal ini kadang menjadi
sulit untuk memahami dan mengalaminya, tetapi apabila kita mau merenungkannya
dan memikirkannya dengan keimanan dan ketaqwaan kita kepada yang Maha
Menciptakan maka, kita akan menemukan
jawabannya, Dan tidak akan pernah menjadi pertanyaan, Dan kuncinya kita haruslah
terlebih dulu mengenal diri
sendiri, dan mengenal diri sendiri
tidaklah mudah butuh waktu yang sangat
lama dan harus melalui proses kehidupan dan harus menjalani hidup di dalam
kekurangan dan kerugian , kami yakin kita akan berkenalan dengan penciptamu. Allah berfirman dalan Alqur’an :
Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# «!$# Oó¡Î0
@ÏGè% ß`»|¡RM}$# !$tB ¼çntxÿø.r& ÇÊÐÈ ô`ÏB Ädr& >äóÓx« ¼çms)n=yz ÇÊÑÈ `ÏB >pxÿôÜR ¼çms)n=yz ¼çnu£s)sù ÇÊÒÈ §NèO @Î6¡¡9$# ¼çnu£o ÇËÉÈ
“Binasalah manusia; alangkah sangat kekafiran, dari
apa Allah menciptakanya? Dari setetes air mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya,(1557) Kemudian Dia
memudahkan jalannya.(1558)”
(QS.’ABasa: 17-20)
[1557].
Yang dimaksud dengan menentukannya
ialah menentukan fase-fase kejadiannya, umurnya, rezkinya, dan nasibnya
[1558].
Memudahkan jalan maksudnya
memudahkan kelahirannya atau memberi persediaan kepadanya untuk menjalani jalan
yang benar atau Jalan yang sesat
Dari ayat di atas kalau kita boleh simpulkan bahwa jelas! manusia akan binasa apabila mereka tidak
pernah mengenal dirinya dan tidak pernah berkenalan dengan penciptanya, karena
begitu mudahnya Allah menciptakan manusia dan itupun di ciptakan hanya dari setetes
air hina, lalu kenapa kita tidak bersyukur atas nikmat Allah akan diri kita
yang telah menciptakan kita dan diberikannya kita jalan kemudahan untuk menjalani
kehidupan.
Allah menciptakan Malaikat dan Setan untuk kebutuhan manusia, kalau
boleh kita Kaji bahwa mereka mempunyai sifat yang berbeda, dan mereka Istiqomah
(Comitment) dengan sifatnya dan penciptanya.
Pada saat malaikat tunduk dengan kejujurannya dan Setan Jujur akan
kebohongannya. Dan apakah semua itu tidak ada dalam diri kita, Semua itu sangatlah
nyata dan ada pabila kita menyadarinya. Ke inginan Setan selalu ada dalam Hawa nafsu kita, dan sifat Malaikat
selalu ada dalam Hati kejujuran kita. Inilah salah satu asset untuk mengenal
diri sendiri.
Janganlah kita khawatir apabila kita sudah menemukan jawabannya? tentang
diri kita?, dan Allah mengetahui apa yang terbersit dalam hati kita dan apa
yang ada di depan serta apa yang ada di belakang umatnya, jangan kita ragukan
itu, Bacalah dan lakukanlah apa yang diperintahkannya dan cermatilah apa yang
di larangnya. Sungguh Allah maha mendengar dan maha mengetahui dari segala yang
kita tidak pernah ketahui.
Kaji rasa ini dari hati yang paling jujur dan ikhlas Karena Rasa tidak akan pernah berbohong, cermati (Lidah)
Ucapan kita pada saat kebohongan dan hawa nafsu menjadi sahabat kita setiap
hari, dan hati (rasa) kejujuran sering kita lupakan, coba kita renungkan,
pabila keinginan hawa nafsu tidak pernah tercapai, apa yang akan terjadi kepada
diri ini di masa depan? Banyak di antara kita yang menghalalkan segala cara
untuk memenuhi keinginan hawa nafsunya, entah itu materi ataupun keinginan
biologis, dan hebatnya semua meng-atas namakan sunah atau agama.
Dan apa yang akan terjadi pabila Hati (rasa) kejujuran di jadikan teman
atau sahabat kita setiap kali kita berucap dan berbuat. Hanya diri kita dan
Allah lah yang tahu jawaban dari kejujuran kita. Karena Allah sudahlah memberitahukan kita dalam
firmannya apabila mensykuri nik’matnya maka akan di lipat gandakan kenikmatan
itu, dan apabila kita melakukan kejahatan atau kebohongan biasanya adab di masa
depan yang akan kita alami dari perbuatan kita di hari ini.
Ketika manusia mempunyai perjalanan, Riwayat dan sejarah hidup dalam
kegagalan atau keberhasilan, Janganlah kita lupakan itu , karena perjalan dan
sejarah hidup adalah kunci jawaban atas keberhasilan kita dari kegagalan hidup,
dan Jangan sekali-kali kita berpikir bahwa hidup berkecukupan akan membuat kita
mengenali diri kita! tidak semudah itu! Contoh
dan survey membuktikan bahwa hidup berkecukupan kadang membuat kita lupa akan
kekurangan diri kita, yang paling baik dan benar adalah kesempurnaan dan
mengenal kondisi keadaan diri (Jiwa). pada
saat rasa ini kita kaji di dalam keadaan kekurangan serta kepahitan, apalagi
akan terasa lebih nikmat apa bila kita mengjkaji diri kita pada saat diri kita
berkecukupan dalam berbagai hal, dan biasanya
pada saat keadaan kekurangan dan kepahitan itulah kita akan ingat kepada diri
dan pencipta kita. dan biasakan dalam
keadaan itu kita bisa menbedakan antara Hawa nafsu dan hati (rasa) nurani, karena ini adalah kunci keberhasilan mengenal
diri sendiri. Allah berfirman dalan Alqur’an :
Oó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$#
ãNä39ygø9r& ãèO%s3G9$# ÇÊÈ 4Ó®Lym ãLänöã tÎ/$s)yJø9$# ÇËÈ xx. ôqy tbqßJn=÷ès? ÇÌÈ §NèO xx. t$ôqy tbqßJn=÷ès? ÇÍÈ xx. öqs9 tbqßJn=÷ès? zNù=Ïæ ÈûüÉ)uø9$# ÇÎÈ cãrutIs9 zOÅspgø:$# ÇÏÈ ¢OèO $pk¨XãrutIs9 ú÷ütã ÈûüÉ)uø9$# ÇÐÈ ¢OèO £`è=t«ó¡çFs9 >ͳtBöqt Ç`tã ÉOÏè¨Z9$# ÇÑÈ
“Hidup bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai
kamu masuk ke dalam kubur, janganlah kamu begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat
perbuatanmu) dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui, janganlah
begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu
benar-benar akan melihat neraka jahiim, dan sesungguhnya kamu akan melihatnya
dengan ainul yaqin, kemudian kamu pasti ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)” (QS. At-Takaatsur:1-8).
Dari ayat di atas jelas dan sangat yakin bahwa hidup bermegah-megah
(mewah) kalaulah tidak bisa kita membawanya dan memanfa’atkannya akan membuat diri
kita lupa akan diri sendiri, untuk mensyukuri
nikmat yang telah Allah berikan kepada kita dan apabila kita tidak pernah
bersyukur! Ada akibat yang harus kita pertanggung
jawabkan atas kenikmatan itu dari hasil yang kita perbuat, entah di hari ini
atau di masa yang akan datang.
Dan kehidupan kita dalam kekurangan ini adalah suatu anugrah yang
hendaknya kita syukuri dan nikmati bahwa begitu banyak pertanyaan di dalam diri
kita pada saat diri kita mengalami keadaan kekurangan dan kepahitan’ yang perlu
kita jawab sendiri.
Sodaraku!’ cobalah kita renungkan dan pikirkan apa yang Allah telah
berikan kepada kita, di antara sebuah musibah dan sebuah angurah, karena itu
adalah salah satu jalan untuk mengenal dirikita sendiri. Dan apakah itu menjadi bahasa (kiasan) ataukah hal
yang perlu kita jawab dan terjemahkan kedalam kehidupan kita untuk mengenal
diri sendiri, dan ketahuilah’ kalaulah boleh kita simpulkan, banyak orang ingin
mendapatkan sebuah anugrah tetapi mereka menolak untuk menerima sebuah musibah,
dan menurut kita apakah hal itu sifat manusia ataukah ketidak siapan kita dalam
mengahadapi ujian yang Allah berikan kepada kita,!’ perlu kta garis bawahi
bahwa, dalam keadaan mendapatkan musibah justru Allah mengarahkan kita untuk
menuju kepada kematangan jiwa dan
belajar berintrofeksi diri apa yang kurang dan salah pada diri kita' dari
keadaan musibah tersebut. Dan begitu sebaliknya, orang tidak mau menerima sebuah
musibah yang mereka inginkan adalah sebuah anugrah, padahal kita lupa dibalik sebuah
anugrah tersimpan suatu musibah, dan dibalik sebuah musibah tersimpan sebuah
anugrah, dan harusnya kita sadari itu, pada suatu saat kta pasti menyadari dan
pasti pengalaminya, apa itu musibah dan bagaimana menerima anugrah. Banyak
orang ingin di puji padahal mereka lupa bahwa di puji akan membuat mereka rugi
dan lupa akan dirinya, akan tetapi pabila kita mau di hina atau direndahkan
seseorang maka, biasanya ego yang keluar dalam diri kita, padahal kalaulah kita
ingat,! hendaknya kita intropeksi atas diri kita, dan semua itu kalau kita
cermati dan yakini hinaan dan cacian akan membuat kita berpikir dan introfeksi atas
diri akan kekurangan diri untuk kemajuan diri dan itupun apabila kita mau
merenungkannya. Bukan dengan ke egoan kita tetapi dengan hati kejujuran kita.
Sodaraku ! ada kalanya, kita tidak pernah mengerti’ kenapa Allah
memberikan Cobaan kepada umatnya, coba kita pikirkan kenapa? “Allah memberikan sebuah cobaan kepada kita
untuk di jadikan ujian, dan itu , supaya kita lebih pintar dan berpikir, untuk
menjadikan keyakinan kita kepadaNYA, dan semua itu harus melalui proses
kehidupan. Jadikan pahitnya kehidupan menjadi manisnya keberhasilan, bedakan
antara hati (rasa) kejujuran dan hawa nafsu karena itu adalah salah satu kunci
untuk mengenal diri sendiri. Dan jawaban yang lebih luas selanjutnya hanya Hati
kita yang tahu dan itu bisa di rasakannya dengan kejujuran dan keikhlasan. Allah hanya memberikan jalan, dan yang
menentukan jalan kita adalah diri kita
sendiri, mau kemana arah nya baik-kah
atau buruk-kah,!’ itu semua ada dalam cerminan diri kita, Cobalah kita pikirkan
bersama-sama dari ayat ini.?
“Allah
tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang tersebut mau merubah dirinya
sendiri”.
Perlu sodaraku pikirkan dan renungkan!’ bahwa, banyak sekali kesalahan-kesalahan
yang telah kita perbuat dan itupun terkadang kita tidak pernah menyadarinya,
kenapa demikian ?.. karena rasa ini timbul
dari Egois dan ketidak jujuran Kepada diri sendiri. dari kebohongan atas
hawa nafsu kita, perlu kita pahami pabila kita jujur kepada diri kita untuk memberikan kasih dan sayang kepada
sesama atau sodara dan mema’afkan orang
lain pasti Allah sayang dan memberikan ma’afnya kepada kita, dan kita harus
percaya serta yakin atas kasih sayang Allah. Seperti firman Allah berikut ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar