Cari Blog Ini

Lencana Facebook

Senin, Maret 12, 2012

MENGENAL DIRI SENDIRI


A.    MENGENAL DIRI SENDIRI


Mengenal diri sendiri tidaklah sulit apabila kita mau berpikir dan merenung,! bahwa diri kita adalah sebuah jawaban, maka siapakah pertanyaannya? Pertanyaannya adalah  hidup kita.? Dan  keragu-raguan kita!. kepada pencipta  alam semesta (Allah)? Karena banyak orang tahu Tuhannya tetapi kita tidak mengetahui keberadaannya, banyak orang kenal dengan Tuhannya tanpa pernah berkenalan dengan NYA, maka hal ini kadang menjadi sulit untuk memahami dan mengalaminya, tetapi apabila kita mau merenungkannya dan memikirkannya dengan keimanan dan ketaqwaan kita kepada yang Maha Menciptakan maka,  kita akan menemukan jawabannya, Dan tidak akan pernah menjadi pertanyaan, Dan kuncinya kita haruslah  terlebih dulu mengenal diri sendiri,   dan mengenal diri sendiri tidaklah mudah butuh  waktu yang sangat lama dan harus melalui proses kehidupan dan harus menjalani hidup di dalam kekurangan dan kerugian , kami yakin kita akan berkenalan dengan  penciptamu. Allah berfirman dalan Alqur’an :





Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# «!$# Oó¡Î0
@ÏGè% ß`»|¡RM}$# !$tB ¼çntxÿø.r& ÇÊÐÈ ô`ÏB Ädr& >äóÓx« ¼çms)n=yz ÇÊÑÈ `ÏB >pxÿôÜœR ¼çms)n=yz ¼çnu£s)sù ÇÊÒÈ §NèO Ÿ@Î6¡¡9$# ¼çnuŽœ£o ÇËÉÈ


“Binasalah manusia; alangkah sangat kekafiran, dari apa Allah menciptakanya? Dari setetes air mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya,(1557) Kemudian Dia memudahkan jalannya.(1558)” (QS.’ABasa: 17-20)













[1557]. Yang dimaksud dengan menentukannya ialah menentukan fase-fase kejadiannya, umurnya, rezkinya, dan nasibnya
[1558]. Memudahkan jalan maksudnya memudahkan kelahirannya atau memberi persediaan kepadanya untuk menjalani jalan yang benar atau Jalan yang sesat

Dari ayat di atas kalau kita boleh simpulkan bahwa jelas!  manusia akan binasa apabila mereka tidak pernah mengenal dirinya dan tidak pernah berkenalan dengan penciptanya, karena begitu mudahnya Allah menciptakan manusia dan itupun di ciptakan hanya dari setetes air hina, lalu kenapa kita tidak bersyukur atas nikmat Allah akan diri kita yang telah menciptakan kita dan diberikannya kita jalan kemudahan untuk menjalani kehidupan.

Allah menciptakan Malaikat dan Setan untuk kebutuhan manusia, kalau boleh kita Kaji bahwa mereka mempunyai sifat yang berbeda, dan mereka Istiqomah (Comitment) dengan sifatnya dan penciptanya. Pada saat malaikat tunduk dengan kejujurannya dan Setan Jujur akan kebohongannya. Dan apakah semua itu tidak ada dalam diri kita, Semua itu sangatlah nyata dan ada pabila kita menyadarinya. Ke inginan Setan  selalu ada dalam Hawa nafsu kita, dan sifat Malaikat selalu ada dalam Hati kejujuran kita. Inilah salah satu asset untuk mengenal diri  sendiri.

Janganlah kita khawatir apabila kita sudah menemukan jawabannya? tentang diri kita?, dan Allah mengetahui apa yang terbersit dalam hati kita dan apa yang ada di depan serta apa yang ada di belakang umatnya, jangan kita ragukan itu, Bacalah dan lakukanlah apa yang diperintahkannya dan cermatilah apa yang di larangnya. Sungguh Allah maha mendengar dan maha mengetahui dari segala yang kita tidak pernah ketahui.

Kaji rasa ini dari hati yang paling jujur dan ikhlas Karena Rasa tidak akan pernah berbohong, cermati (Lidah) Ucapan kita pada saat kebohongan dan hawa nafsu menjadi sahabat kita setiap hari, dan hati (rasa) kejujuran sering kita lupakan, coba kita renungkan, pabila keinginan hawa nafsu tidak pernah tercapai, apa yang akan terjadi kepada diri ini di masa depan? Banyak di antara kita yang menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginan hawa nafsunya, entah itu materi ataupun keinginan biologis, dan hebatnya semua meng-atas namakan sunah atau agama.

Dan apa yang akan terjadi pabila Hati (rasa) kejujuran di jadikan teman atau sahabat kita setiap kali kita berucap dan berbuat. Hanya diri kita dan Allah lah yang tahu jawaban dari kejujuran kita. Karena  Allah sudahlah memberitahukan kita dalam firmannya apabila mensykuri nik’matnya maka akan di lipat gandakan kenikmatan itu, dan apabila kita melakukan kejahatan atau kebohongan biasanya adab di masa depan yang akan kita alami dari perbuatan kita di hari ini.

Ketika manusia mempunyai perjalanan, Riwayat dan sejarah hidup dalam kegagalan atau keberhasilan, Janganlah kita lupakan itu , karena perjalan dan sejarah hidup adalah kunci jawaban atas keberhasilan kita dari kegagalan hidup, dan Jangan sekali-kali kita berpikir bahwa hidup berkecukupan akan membuat kita mengenali diri kita!  tidak semudah itu! Contoh dan survey membuktikan bahwa hidup berkecukupan kadang membuat kita lupa akan kekurangan diri kita, yang paling baik dan benar adalah kesempurnaan dan mengenal kondisi keadaan diri (Jiwa). pada saat rasa ini kita kaji di dalam keadaan kekurangan serta kepahitan, apalagi akan terasa lebih nikmat apa bila kita mengjkaji diri kita pada saat diri kita berkecukupan dalam berbagai hal,  dan biasanya pada saat keadaan kekurangan dan kepahitan itulah kita akan ingat kepada diri dan pencipta kita.  dan biasakan dalam keadaan itu kita  bisa menbedakan antara Hawa nafsu dan hati (rasa) nurani, karena ini adalah kunci keberhasilan mengenal diri sendiri. Allah berfirman dalan Alqur’an :






Oó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$#

ãNä39ygø9r& ãèO%s3­G9$# ÇÊÈ 4Ó®Lym ãLänöã tÎ/$s)yJø9$# ÇËÈ žxx. šôqy tbqßJn=÷ès? ÇÌÈ §NèO žxx. t$ôqy tbqßJn=÷ès? ÇÍÈ žxx. öqs9 tbqßJn=÷ès? zNù=Ïæ ÈûüÉ)uø9$# ÇÎÈ žcãruŽtIs9 zOŠÅspgø:$# ÇÏÈ ¢OèO $pk¨XãruŽtIs9 šú÷ütã ÈûüÉ)uø9$# ÇÐÈ ¢OèO £`è=t«ó¡çFs9 >ͳtBöqtƒ Ç`tã ÉOŠÏè¨Z9$# ÇÑÈ

“Hidup bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur, janganlah kamu begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu) dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui, janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahiim, dan sesungguhnya kamu akan melihatnya dengan ainul yaqin, kemudian kamu pasti ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)” (QS. At-Takaatsur:1-8).

Dari ayat di atas jelas dan sangat yakin bahwa hidup bermegah-megah (mewah) kalaulah tidak bisa kita membawanya dan memanfa’atkannya akan membuat diri kita lupa akan diri sendiri,   untuk mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita dan apabila kita tidak pernah bersyukur! Ada akibat yang harus  kita pertanggung jawabkan atas kenikmatan itu dari hasil yang kita perbuat, entah di hari ini atau di masa yang akan datang.

Dan kehidupan kita dalam kekurangan ini adalah suatu anugrah yang hendaknya kita syukuri dan nikmati bahwa begitu banyak pertanyaan di dalam diri kita pada saat diri kita mengalami keadaan kekurangan dan kepahitan’ yang perlu kita jawab sendiri.

Sodaraku!’ cobalah kita renungkan dan pikirkan apa yang Allah telah berikan kepada kita, di antara sebuah musibah dan sebuah angurah, karena itu adalah salah satu jalan untuk mengenal dirikita sendiri.  Dan  apakah itu menjadi bahasa (kiasan) ataukah hal yang perlu kita jawab dan terjemahkan kedalam kehidupan kita untuk mengenal diri sendiri, dan ketahuilah’ kalaulah boleh kita simpulkan, banyak orang ingin mendapatkan sebuah anugrah tetapi mereka menolak untuk menerima sebuah musibah, dan menurut kita apakah hal itu sifat manusia ataukah ketidak siapan kita dalam mengahadapi ujian yang Allah berikan kepada kita,!’ perlu kta garis bawahi bahwa, dalam keadaan mendapatkan musibah justru Allah mengarahkan kita untuk menuju kepada kematangan jiwa dan  belajar berintrofeksi diri apa yang kurang dan salah pada diri kita' dari keadaan musibah tersebut. Dan begitu sebaliknya, orang tidak mau menerima sebuah musibah yang mereka inginkan adalah sebuah anugrah, padahal kita lupa dibalik sebuah anugrah tersimpan suatu musibah, dan dibalik sebuah musibah tersimpan sebuah anugrah, dan harusnya kita sadari itu, pada suatu saat kta pasti menyadari dan pasti pengalaminya, apa itu musibah dan bagaimana menerima anugrah. Banyak orang ingin di puji padahal mereka lupa bahwa di puji akan membuat mereka rugi dan lupa akan dirinya, akan tetapi pabila kita mau di hina atau direndahkan seseorang maka, biasanya ego yang keluar dalam diri kita, padahal kalaulah kita ingat,! hendaknya kita intropeksi atas diri kita, dan semua itu kalau kita cermati dan yakini hinaan dan cacian akan membuat kita berpikir dan introfeksi atas diri akan kekurangan diri untuk kemajuan diri dan itupun apabila kita mau merenungkannya. Bukan dengan ke egoan kita tetapi dengan hati kejujuran kita.

Sodaraku ! ada  kalanya,  kita tidak pernah mengerti’ kenapa Allah memberikan Cobaan kepada umatnya, coba kita pikirkan kenapa?  “Allah memberikan sebuah cobaan kepada kita untuk di jadikan ujian, dan itu , supaya kita lebih pintar dan berpikir, untuk menjadikan keyakinan kita kepadaNYA, dan semua itu harus melalui proses kehidupan. Jadikan pahitnya kehidupan menjadi manisnya keberhasilan, bedakan antara hati (rasa) kejujuran dan hawa nafsu karena itu adalah salah satu kunci untuk mengenal diri sendiri. Dan jawaban yang lebih luas selanjutnya hanya Hati kita yang tahu dan itu bisa di rasakannya dengan kejujuran dan keikhlasan. Allah hanya memberikan jalan, dan yang menentukan jalan kita  adalah diri kita sendiri, mau kemana arah nya  baik-kah atau buruk-kah,!’ itu semua ada dalam cerminan diri kita, Cobalah kita pikirkan bersama-sama dari ayat ini.?

Allah tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang tersebut mau merubah dirinya sendiri”.

Perlu sodaraku pikirkan dan renungkan!’ bahwa, banyak sekali kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat dan itupun terkadang kita tidak pernah menyadarinya, kenapa demikian ?.. karena rasa ini timbul  dari Egois dan ketidak jujuran Kepada diri sendiri. dari kebohongan atas hawa nafsu kita, perlu kita pahami pabila kita jujur kepada diri kita  untuk memberikan kasih dan sayang kepada sesama atau sodara dan  mema’afkan orang lain pasti Allah sayang dan memberikan ma’afnya kepada kita, dan kita harus percaya serta yakin atas kasih sayang Allah. Seperti  firman Allah berikut ini :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar